Pernah saya tulis sebelumnya di sini mengenai penurunan pemberian pelayanan kesehatan gigi, terutama dalam kegiatan preventif dan kuratif di Puskesmas. Penurunan tersebut bukan hanya wujud dari penerapan protokol pencegahan dan tata laksana COVID-19 namun juga disebabkan karena kecemasan masyarakat sendiri akan kemungkinan terjadinya penularan virus saat perawatan gigi.

Hal tersebut tentu mengkhawatirkan mengingat masih tingginya angka masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 57,6% (data diambil dari hasil Riskesdas tahun 2018). Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang diharapkan dapat membantu menjaga angka masalah kesehatan gigi dan mulut di masyarakat agar tidak semakin memburuk.

Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam penguatan upaya kesehatan gigi di bidang promotif dan preventif. Hal tersebut berhasil diwujudkan dengan kerjasama antara mahasiswa Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan, Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Semarang yang tengah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan bersama dengan Puskesmas Srondol. Mahasiswa, dalam rangka menjalankan tugasnya, menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat berupa pembentukan dan pelatihan kader kesehatan gigi balita di RW 05 Kelurahan Banyumanik yang merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Srondol.

Pelatihan Kader

Simulasi Pemeriksaan Sederhana

Program pemberdayaan tersebut terdiri dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan selama kurang lebih 3 minggu mulai tanggal 11-30 Oktober 2021. Rangkaian kegiatan tersebut dimulai dengan pelaksanaan Survei Kesehatan Gigi Balita yang bertujuan untuk menggali masalah kesehatan gigi balita di wilayah tersebut yang kemudian akan digunakan sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan berikutnya. Hasil dari survei dimusyawarahkan bersama dengan pihak Puskesmas, ibu-ibu Ketua RT, serta perwakilan kader dari tiap RT di RW 05 Kelurahan Banyumanik. Setelah dimusyawarahkan kemudian diselenggarakan pelatihan kader Posyandu mengenai kesehatan gigi balita, cara pemeriksaan sederhana kondisi gigi balita, serta penggunaan KMGS (Kartu Menuju Gigi Sehat). Output dari program ini adalah terbentuknya kader kesehatan gigi balita di RW 05 Kelurahan Banyumanik yang mampu melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi balita. Kader kesehatan gigi yang telah terbentuk selanjutnya diberi wadah bernama GEMA PESONA GITA, yaitu Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan Oral dan Gigi Balita.

Praktik Pemeriksaan Gigi Balita

Praktik Penyuluhan Kesehatan Gigi Balita

Selama penyelenggaraan program, antusiasme kader cukup tinggi. Sebanyak 11 orang kader dari 8 RT terlibat dalam kegiatan pelatihan, praktik pemeriksaan, serta praktik penyuluhan. Kader telah mampu melakukan pemeriksaan dan penyuluhan dengan cukup baik. Bu Ichna, selaku ketua kader Posyandu mengungkapkan bahwa kegiatan pemeriksaan gigi balita akan terus rutin dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Posyandu, yaitu sekali dalam sebulan. Sementara itu, penyuluhan diberikan setiap pertemuan Dawis oleh masing-masing kader dari tiap RT. Mahasiswa dan kader sama-sama berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, dalam hal ini terutama ibu-ibu balita mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi sejak dini untuk mencegah masalah kesehatan gigi di kemudian hari. Selain itu, diharapkan juga bahwa terbentuknya kader kesehatan gigi di RW 05 Banyumanik dapat menjadi contoh dan motivasi bagi Puskesmas dan wilayah lain untuk dapat mewujudkan hal serupa.